Halaman

    Social Items

Kapal-Kapal Sore

Kepala pening
dan hari Minggu kali ini begitu suram
Mata merah dan perih
Payah mengaduh pada dinding-dinding kamar
Berbisik pada nadi, meneruskan amarah
Anak kecil dalam diriku
Ketakutan, gemetar, dan kesepian
Mata berdebu, musim hujan tak kunjung tiba
Menelantarkan waktu, pada musim yang pergi
Dinding memerah darah
Air muka mengeras dan datar
Di sudut kamar ia memukuli dirinya sendiri
Hatinya dibunuh sepi dan waktu yang sepi
Tiba-tiba pintu terketuk.
Diam membuatnya tak berdaya,
Cermin menertawainya.
Nasib meninggalkannya di jurang cermin.
Takut dan marah telah lama diam di dadanya
Di hatinya, menangis
Meriyang, luka-luka menindihnya
Menindih dirinya, menindih dirinya, menindih dirinya
Pilu sampai ulu hati,
Membakar kulit, matari begitu dekat.
Apakabar dengan kabar ?
Hidup kita adalah ego,
Putih dan sendiri.
Menangis di pangku ibu,
Menyendiri di rahimnya.
Membopong dan menggantikan popok.
Mengunci diri.
Menelantarkan malam dan pagi
Menangis dalam peluk sunyi.
Membakar diri.
Membakar tabir, mendebu lalu lenyap ditiup angin utara.
Melarungnya pada kapal-kapal doa
Mencintai.
Kepalaku pening, pepak dengan tindihan-tindihan lara
Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu.


No comments