Kita hanya seorang pengembara pada diri kita
Yang tabah dan tak tabah
Pada kesunyian, keriuhan, kelapangan dada
Kau keliru jika takut sendiri,
Karena pengembara terbiasa sendiri
Ramadhan menjungkirkannya pada masa silam
Ketika kanak, berebut tawa
Berebut pengeras suara
Berebut stik bedug
Ternyata ia menyaksikan dirinya
Berlarian di surau
Menjelma kanak-kanak
Menjelma haru
Berebut kasih-Nya
Menjadi dewasa adalah lorong panjang kesunyian
Seorang pengembara telah lahir dan bingung
Ia risau dengan kesunyiannya
Rupanya ia belum sadar;
Penguasa alam ada dalam dalam nadinya
Begitu dekat, melekat
Ia tahu
Masa kanaknya telah usai
Ia berjalan nuju pegunungan sabar
Segara amarah
Langit biru bahagia
Dan jalan kesunyian seorang diri ditemani penguasanya
Sampai ia bertemu kekasihnya.
Ia melangkah pelan
Meraba seperti bayi
Ia tertawa
Menimang masa kanaknya
Menjadi dewasa adalah lorong panjang kesunyian.
Yang tabah dan tak tabah
Pada kesunyian, keriuhan, kelapangan dada
Kau keliru jika takut sendiri,
Karena pengembara terbiasa sendiri
Ramadhan menjungkirkannya pada masa silam
Ketika kanak, berebut tawa
Berebut pengeras suara
Berebut stik bedug
Ternyata ia menyaksikan dirinya
Berlarian di surau
Menjelma kanak-kanak
Menjelma haru
Berebut kasih-Nya
Menjadi dewasa adalah lorong panjang kesunyian
Seorang pengembara telah lahir dan bingung
Ia risau dengan kesunyiannya
Rupanya ia belum sadar;
Penguasa alam ada dalam dalam nadinya
Begitu dekat, melekat
Ia tahu
Masa kanaknya telah usai
Ia berjalan nuju pegunungan sabar
Segara amarah
Langit biru bahagia
Dan jalan kesunyian seorang diri ditemani penguasanya
Sampai ia bertemu kekasihnya.
Ia melangkah pelan
Meraba seperti bayi
Ia tertawa
Menimang masa kanaknya
Menjadi dewasa adalah lorong panjang kesunyian.