Seorang pelaut sedang tersesat
Ia tak mampu membaca bintang
Terombang-ambing dalam segara
Sunyi pecah oleh riak air
Melamun ia
Menangis dalam terik matari
Puluhan rapalan doa
Telah melumat mulutnya, namun tidak hatinya
Rapalan doa terus mengiringnya
Berharap ia bisa membaca bintang lagi
Sungguh malang ia
Mulanya ia penasaran dengan segara lepas
Ia yakin kalau mampu menaklukannya
Hari berganti bulan
Bulan berganti tahun
Badai pun ia bertahan
Namun petaka datang
Ketika ia tak mampu membaca bintang dan angin
Takut menyerganya
Sebab ia telah jumawa
Bintang dan angin kabur
Tersisa murung
Pasrah
Ia dikancani camar yang nemplok sedari awal
Sepertinya camar itu tahu kalau ia akan tersesat
Wajahnya kini ditumbuhi rambut
Matanya kosong
Camar yang setia, terbang sesekali dan kembali
Mungkin camar pun sunyi dengan kesendirianya
Ia menangis dan tertidur di teras perahu
Tiba-tiba
Ketika kapal besar membangunkan dalam tidurnya
Berjingkrak, lalu bahagia
Lantas dibakarnya kapal, biar terlihat nahkoda
Ajaib, api itu membawanya pada daratan dan pulang
Camar menguntitnya sampai daratan
Lalu ia terbang bebas, mencari pelaut-pelaut tersesat lainnya.
Sebab ia tak tahan melihat kesendirian seorang pelaut.
Ia tak mampu membaca bintang
Terombang-ambing dalam segara
Sunyi pecah oleh riak air
Melamun ia
Menangis dalam terik matari
Puluhan rapalan doa
Telah melumat mulutnya, namun tidak hatinya
Rapalan doa terus mengiringnya
Berharap ia bisa membaca bintang lagi
Sungguh malang ia
Mulanya ia penasaran dengan segara lepas
Ia yakin kalau mampu menaklukannya
Hari berganti bulan
Bulan berganti tahun
Badai pun ia bertahan
Namun petaka datang
Ketika ia tak mampu membaca bintang dan angin
Takut menyerganya
Sebab ia telah jumawa
Bintang dan angin kabur
Tersisa murung
Pasrah
Ia dikancani camar yang nemplok sedari awal
Sepertinya camar itu tahu kalau ia akan tersesat
Wajahnya kini ditumbuhi rambut
Matanya kosong
Camar yang setia, terbang sesekali dan kembali
Mungkin camar pun sunyi dengan kesendirianya
Ia menangis dan tertidur di teras perahu
Tiba-tiba
Ketika kapal besar membangunkan dalam tidurnya
Berjingkrak, lalu bahagia
Lantas dibakarnya kapal, biar terlihat nahkoda
Ajaib, api itu membawanya pada daratan dan pulang
Camar menguntitnya sampai daratan
Lalu ia terbang bebas, mencari pelaut-pelaut tersesat lainnya.
Sebab ia tak tahan melihat kesendirian seorang pelaut.
No comments