Halaman

    Social Items

Kita hanya seorang pengembara pada diri kita
Yang tabah dan tak tabah
Pada kesunyian, keriuhan, kelapangan dada
Kau keliru jika takut sendiri,
Karena pengembara terbiasa sendiri

Ramadhan menjungkirkannya pada masa silam
Ketika kanak, berebut tawa 
Berebut pengeras suara
Berebut stik bedug

Ternyata ia menyaksikan dirinya
Berlarian di surau
Menjelma kanak-kanak
Menjelma haru
Berebut kasih-Nya

Menjadi dewasa adalah lorong panjang kesunyian
Seorang pengembara telah lahir dan bingung
Ia risau dengan kesunyiannya
Rupanya ia belum sadar;
Penguasa alam ada dalam dalam nadinya
Begitu dekat, melekat

Ia tahu
Masa kanaknya telah usai
Ia berjalan nuju pegunungan sabar
Segara amarah
Langit biru bahagia
Dan jalan kesunyian seorang diri ditemani penguasanya
Sampai ia bertemu kekasihnya.

Ia melangkah pelan
Meraba seperti bayi
Ia tertawa
Menimang masa kanaknya
Menjadi dewasa adalah lorong panjang kesunyian.

Nyanyian Pengembara

Kita hanya seorang pengembara pada diri kita
Yang tabah dan tak tabah
Pada kesunyian, keriuhan, kelapangan dada
Kau keliru jika takut sendiri,
Karena pengembara terbiasa sendiri

Ramadhan menjungkirkannya pada masa silam
Ketika kanak, berebut tawa 
Berebut pengeras suara
Berebut stik bedug

Ternyata ia menyaksikan dirinya
Berlarian di surau
Menjelma kanak-kanak
Menjelma haru
Berebut kasih-Nya

Menjadi dewasa adalah lorong panjang kesunyian
Seorang pengembara telah lahir dan bingung
Ia risau dengan kesunyiannya
Rupanya ia belum sadar;
Penguasa alam ada dalam dalam nadinya
Begitu dekat, melekat

Ia tahu
Masa kanaknya telah usai
Ia berjalan nuju pegunungan sabar
Segara amarah
Langit biru bahagia
Dan jalan kesunyian seorang diri ditemani penguasanya
Sampai ia bertemu kekasihnya.

Ia melangkah pelan
Meraba seperti bayi
Ia tertawa
Menimang masa kanaknya
Menjadi dewasa adalah lorong panjang kesunyian.

No comments